KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan
kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan ridhonya lah sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun
dalam penyajian Makalah ini,penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Jhon
selaku Dosen Kontrol dan Audit SIFO, atas waktu yang diberikan untuk penulis
bisa merepresentasikan dan menyelesaikan makalah ini dengan baik!
Makalah
ini disusun khususnya untuk mahasiswa agar dapat lebih mengenal Tentang “KONTROL PEMROGRAMAN DAN SUMBER DATA” ,
selain itu juga dapat digunakan oleh pembaca lainnya secara umum.
Dalam
penyajiannya, Penulis
menyadari kalau dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna.Makalah
ini masih banyak kekurangan,penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya makalah ini.
Demikianlah
kiranya,,,semoga makalah ini berfaedah dan berguna bagi para pembacanya.
Medan,
November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul..........................................................................................
1
Kata
Pengantar .............................................................................
2
Daftar
Isi
.......................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN............................................................. 4
A. Latar belakang
masalah................................................4
B. Tujuan dan Manfaat
masalah.......................................5
C. Rumusan
Masalah........................................................5
D. Batasan
Masalah..........................................................5
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................6
a.
Pengertian Kontrol pemrograman dan Sumber data .....6
b.
Siklus Pengembangan Program.....................................7
c.
Pengorganisasian dari Tim Programmer ......................11
d.
Pengaturan dari grup sistem pemrograman ..................12
e.
Pendukung kearah DA dan DBA.............. ....................13
f.
fungsi dari DA dan DBA................................................13
g.
Beberapa isu organisasi..................................................13
h.Data
repositori Sistem.....................................................14
BAB III
PENUTUP...................................................................... 18
Kesimpulan dan saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
MASALAH
Adapun
yang melatarbelakangi Penulis dalam penyusunan makalah ini adalah karena
semakin cepat nya perkembangan ilmu teknologi dan komunikasi sehingga mendorong
penulis untuk menyajikan makalah yang
berjudul ”kontrol pemrograman dan sumber data”yaitu mengacu pada pemeliharaan database sebagai sumber data dan
melakukan pengawasan pada sistem pemrograman.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama
belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup
bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis,
kreatif, dan produktif.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH
Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat makalah
adalah guna memenuhi Tugas yang diberikan oleh Dosen dan seyogya nya makalah
yang kami sajikan ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan kepada pembaca
khususnya di bidang kontrol pemrograman dan sumber data.
RUMUSAN MASALAH
v Apa pengertian dari kontrol
pemrograman dan sumber data?
v Bagaimana siklus pengembangan
program?
v Apa pengaturan dari grup sistem
pemograman?
v
Bagaimana pendukung kearan data audit(DA)dan
database audit(DBA)
v Apakah fungsi dari DA dan DBA?
v Apa isu organisasi?
v Apa pengertian dari data
repositori sistem
BATASAN MASALAH
Ada pun karena keterbatasan waktu dan wawasan yang di miliki oleh
Penulis makan pada penyajian makalah ini penulis hanya menitikberatkan permasalahan hanya dalam kontrol pemrograman
dan sumber datanya.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
CONTROL PEMROGRAMAN DAN SUMBER DATA
Control pemrograman dan sumber
data adalah proses pengawasan dan pemeliharaan (maintenance) pada program yang telah di jalankan dan di
implementasikan .
Pengawasan
yang di lakukan bersifat berkesinambungan yaitu untuk menghindari
penyalahgunaan dan ketidak akuratan
data,,kesalahan data dan ada nya duplikasi data pada sumber data atau database nya
Control
yang di lakukan yaitu seperti :
Ø Repair,yaitu memperbaiki sistem
yang telah lama dan yang dianggap sudah tidak
layak dengan perkembangan teknologi
Ø Renovasi dan inovatif,yaitu
melakukan pembaharuan terhadap program atau aplikasi yang lama yang sudah ada
dengan yang baru dengan kapasitas dan
nilai efektifitas yang layak
Monitoring
dan evaluasi program (M & E) penting dilakukan untuk memperbaiki
pelaksanaan program di masa datang agar semakin besar manfaat yang dirasakan
oleh kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program
- Siklus Pengembangan Program
Pengembangan program mencakup sebuah siklus yaitu
Ø perencanaan
Ø pelaksanaan
Ø monitoring
Ø evaluasi.
Setiap tahapan
tersebut membutuhkan desain yang matang guna memastikan capaian program dan
mengantisipasi berbagai perubahan eksternal yang mungkin terjadi pada waktu
pelaksanaan program.
Tahapan model waterfall meliputi:
a. System Engineering
Proses penilaian
sistem lama yang sedang berjalan dan studi kelayakan pengembangan sistem baru
berdasarkan aspek teknologi, ekonomis dan sumber daya manusia.
b. Analisis
Perolehan kebutuhan pengguna sistem dari user serta pilihan solusi jenis sistem informasi yang akan dikembangkan.
Perolehan kebutuhan pengguna sistem dari user serta pilihan solusi jenis sistem informasi yang akan dikembangkan.
c. Desain
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk software. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk software. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
d. Coding Dan Testing
Desain harus diubah
bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh komputer, yaitu ke dalam
bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari
tahap desain yang secara teknis akan dikerjakan oleh programmer. Proses Coding
ini harus dilakukan Testing untuk menguji kesalahan-kesalahan program maupun
fungsi dari sistem.
e. Implementasi
Setelah semua fungsi-fungsi software harus di ujicoba agar software bebas dari kesalahan, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Maka proses selanjutnya adalah bagaimana sistem baru akan diinstall dan dijalankan di perusahaan dengan pengoperasian yang dilakukan oleh user.
Setelah semua fungsi-fungsi software harus di ujicoba agar software bebas dari kesalahan, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Maka proses selanjutnya adalah bagaimana sistem baru akan diinstall dan dijalankan di perusahaan dengan pengoperasian yang dilakukan oleh user.
f. Pemeliharaan
Pemeliharaan suatu software sangat diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada kesalahan kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi atau perangkat lainnya.
Pemeliharaan suatu software sangat diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada kesalahan kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi atau perangkat lainnya.
c. Alat Bantu / Tool Pemodelan Sistem
1. Alat Bantu Analisis
Analis system perlu
berkomunikasi dengan pengguna system. Pada tahap ini analis system perlu
menyampaikan hasil analisisnya kepada pengguna system. Hasil analisis adalah
pemahaman tentang system yang lama dan kebutuhan-kebutuhan informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna system. Alat-alat komunikasi yang digunakan pada tahap
ini adalah : Bagan Alir System System Flow Chart), Diagram Arus Data (Data Flow Diagram), Kamus Data (data dictionary).
Tool yang tersedia untuk membuat alat-alat komunikasi
tersebut diantaranya: Microsoft Office Visio, DIA, Microsoft Word, Microsoft
Excell, dan lain-lain.
2. Alat Bantu Desain
Pada tahap desain,
analis system banyak berkomunikasi dengan teknisi system yaitu dengan programmer, ahli basis data, ahli telekomunikasi,
dan sebagainya. Analis system membutuhkan alat komunikasi yang efektif supaya
teknisi system dapat memahami dan memudahkan hasil analisis untuk diubah
menjadi system secara fisik. Dalam hal ini desain system membutuhkan alat
bantu: Bagan Alir System System Flow Chart), Diagram Arus Data (Data Flow Diagram), Kamus Data (data dictionary), ERD(Entitas
Relation Diagram), Normalisasi
data, dan lainnya.
Tool yang mendukung diantaranya : Microsoft Office Visio,
DIA, Microsoft Word, Microsoft Excell, dan lain-lain.
3. Alat Bantu Coding / Programming
Pada tahap ini dilakukan proses coding dengan menggunakan
tool pseudocode yang membantu programmer dalam
membangun system, dan untuk tool yang digunakan dalam programming banyak yang
tersedia seperti Delphi , Visual Basic, PHP,
Java, dan lainnya.
4. Alat bantu Testing / Pengujian
Perangkat lunak yang
telah dikembangkan perlu diuji sebelum digunakan secara penuh didalam system. Pengujian dikatakan berhasil jika mampu menemukan
kesalahan-kesalahan yang tersembunyi dalam perangkat lunak. Terdapat dua
pendekatan pengujian perangkat lunak, yaitu: white
box testing, black box testing.
5. Pemeliharaan Perangkat Lunak
Pemeliharaan perangkat
lunak meliputi: korektif (pemeliharaan yang dilakaukan apabila terjadi
kerusakan atau kesalahan), adaptif atau produktif (pemeliharaan yang dilakukan
secara terus menerus melalui proses monitoring, penyempurnaan (pemeliharaan
sebagai hasil dari penemuan perawatan adaptif), preventif (pemeliharaan yang
dilakukan untuk pencegahan kerusakan).
d. Kebutuhan pada saat pembuatan
system yang meliputi: sumber daya, waktu, biaya, resiko, upgrade.
1. Kebutuhan sumber daya
Membutuhkan jumlah
sumber daya yang banyak, karena banyak proses yang dilakukan serta banyak
tenaga ahli yang dibutuhkan.
2. Kebutuhan waktu
Membutuhkan waktu yang
lama karena harus menyelesaikan tahap demi tahap dalam pengembangan.
3. Kebutuhan biaya
Kebutuhan biaya besar
karena menggunakan sumber daya yang banyak, waktu yang cukup lama, dan tahapan
proses yang panjang.
4. Kebutuhan resiko
Resiko dalam
menggunakan metode ini sangat besar, kemungkinan terjadinya kegagalan system
sehingga harus mengulang dari awal yang menyebabkan pembekakan biaya diluar
rencana anggaran. Kegagalan system sangat berpengaruh besar, kemungkinan system
tidak dapat digunakan atau harus diperbaiki dari awal.
5. Kebutuhan upgrade
Dalam melakukan
upgrade akan terjadi kesulitan karena harus menyesuikan banyak hal, diantaranya
kesesuaian dukungan hardware, software baik software program maupun database,
karena dimungkinkan pada saat system dibuat belum mengalami / menggunakan
adanya spesifikasi hardware maupun software yang baru sesuai yang dibutuhkan
saat ini. Pada metode ini proses upgrade tidak fleksibel, akan mempengaruhi
system secara keseluruhan.
e. Kesimpulan
Penggunaan metode waterfall dalam pengembangan perangkat lunak
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keunggulan:
Ø Proses pengembangan sangat
terstruktur dan sistematik
Ø Melalui definisi
kebutuhan, sehingga gap atau kesenjangan yang terjadi antara
kebutuhan dan sistem yang dihasilkan dapat dikurangi.
Ø Menghasilkan petunjuk arah
pengembangan yang jelas bagi manajemen.
2. Kelemahan:
Ø Tidak adaptif terhadap perubahan
yang dapat terjadi selama proses pengembangan (kaku atau rigid).
Ø Melelahkan karena
membutuhkan waktu pengembangan yang lama dan biaya yang tinggi
Ø Proyek yang sebenarnya
jarang mengikuti aliran sequential yang ditawarkan model ini.
Ø Iterasi (Pengulangan)
selalu terjadi dan menimbulkan masalah pada aplikasi yang dibentuk oleh model
ini.
Ø Seringkali pada
awalnya customer sulit menentukan semua kebutuhan secara explisit.
Ø Klien harus sabar karena versi
program yang sedang jalan tidak akan tersedia sampai proyek pengembangan
selesai.
b.Pengorganisasian dari Tim programmer
Kelompok
dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih
individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya
mencapai tujuan
Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling
berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan
guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing.
Kelompok
kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun
kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya
gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan
kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi
positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang
totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui
upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat
kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
Tiga faktor kontekstual yang muncul
paling signifikan sehubungan dengan kinerja tim adalah adanya sumber daya yang
mencukupi, kepemimpinan yang efektif, dan evaluasi kinerja.
-Sumber
daya mencukupi.
-Kepemimpinan
dan Struktur.
-
Evaluasi Kinerja.
Secara tradisional, evaluasi berorientasi
individu dan sistem harus dimodifikasi guna merefleksikan kinerja tim. Evaluasi
kinerja individu seperti upaya resmi per jam, insentif individu, dan sejenisnya
tidak konsisten dengan perkembangan kinerja tinggi yang ditunjukkan tim.Di
bawah ini ada beberapa kategori, terdiri atas variabel-variabel yang
berhubungan dengan bagaimana tim harus diisi, lewat:
(1) Kemampuan
(2) Personalitas
(3) Pengalokasian peran dan keragaman.
(4) Fleksibilitas anggota –
e.
Pendukung ke arah DA(data audit) dan DBA(database audit)
Jadi secara lebih jelas audit system
informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai berikut:
1.Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
2.Audit Operasional (Operational Audit)
2.1 audit terhadap aplikasi computer
a. postimplementation audit (audit setelah implementasi)
b. concurrent audit ( audit secara bersama-sama)
2.2 general audit (audit umum)
auditor mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi system informasi (instalasi computer) apakah telah dikelola dengan baik
1.Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
2.Audit Operasional (Operational Audit)
2.1 audit terhadap aplikasi computer
a. postimplementation audit (audit setelah implementasi)
b. concurrent audit ( audit secara bersama-sama)
2.2 general audit (audit umum)
auditor mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi system informasi (instalasi computer) apakah telah dikelola dengan baik
Tahap final audit ini adalah untuk
memberikan laporan audit berkaitan dengan permasalahan yang ada di
perusahaan.Langkah-langkahnya adalah:
- Mencatat Laporan Audit.
- Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas kondisi-kondisi yang dilaporkan kepada dewan audit, mencakup kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi dari sistem pengendalian internal perusahaan.
- Mencatat Laporan Audit.
- Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas kondisi-kondisi yang dilaporkan kepada dewan audit, mencakup kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi dari sistem pengendalian internal perusahaan.
Yang dimaksud dengan pernyataan
mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Pengumpulan
bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti
dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk
menilai pernyataan dapat berupa peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan
legislatif, anggaran atau ukuran prestasi lain yang telah ditetapkan oleh
manajemen, prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Penyampaian
hasil auditing sering disebut dengan atestasi dan dilakukan secara tertulis
dalam bentuk laporan audit kepada pemakai yang berkepentingan terhadap laporan
audit tersebut.
Meskipun berbagai macam tipe audit dilaksanakan, sebagian besar audit menekankan pada sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi dan pencatatan keuangan dan pelaksanaan operasi organisasi yang efektif dan efisien
Meskipun berbagai macam tipe audit dilaksanakan, sebagian besar audit menekankan pada sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi dan pencatatan keuangan dan pelaksanaan operasi organisasi yang efektif dan efisien
f. Fungsi dari DA(data audit dan
DBA(database audit)
Secara umum auditing adalah suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2002). Suatu proses
sistematik artinya suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berangka
dan terorganisasi. Proses sistematik ditujukan untuk memperoleh bukti yang
mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha.
Ada beberapa sifat audit yaitu:
1. Sifat Audit Operasional Pemrosesan Data
Satu tipe utama audit operasional meliputi pengauditan fungsi pemrosesan informasi. Audit operasional pemrosesan data secara sistematis memperkirakan keefektifan unit-unit dalam mencapai tujuan dan mengidentifikasikan kondisi yang dibutuhkan untuk perbaikan. Pemrosesan data audit operasional mempunyai sifat yang luas meliputi semua kegiatan departemen pemrosesan atau mungkin dihubungkan dengan segmen khusus dalam kegiatan tersebut, tergantung pada tujuan manajemen.
2. Audit system informasi
Secara garis besar ialah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu system aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan system pengendalian intern yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik/tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan system informasi berbasis computer.
Secara garis besar ialah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu system aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan system pengendalian intern yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik/tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan system informasi berbasis computer.
Jadi secara lebih jelas audit system
informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai berikut:
1.Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
2.Audit Operasional (Operational Audit)
2.1 audit terhadap aplikasi computer
a. postimplementation audit (audit setelah implementasi)
b. concurrent audit ( audit secara bersama-sama)
2.2 general audit (audit umum)
auditor mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi system informasi (instalasi computer) apakah telah dikelola dengan baik
1.Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit)
2.Audit Operasional (Operational Audit)
2.1 audit terhadap aplikasi computer
a. postimplementation audit (audit setelah implementasi)
b. concurrent audit ( audit secara bersama-sama)
2.2 general audit (audit umum)
auditor mengevaluasi kinerja unit fungsional atau fungsi system informasi (instalasi computer) apakah telah dikelola dengan baik
Tahap final audit ini adalah untuk
memberikan laporan audit berkaitan dengan permasalahan yang ada di
perusahaan.Langkah-langkahnya adalah:
- Mencatat Laporan Audit.
- Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas kondisi-kondisi yang dilaporkan kepada dewan audit, mencakup kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi dari sistem pengendalian internal perusahaan.
- Mencatat Laporan Audit.
- Mencatat Kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor harus membuat catatan atas kondisi-kondisi yang dilaporkan kepada dewan audit, mencakup kecurangan-kecurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi dari sistem pengendalian internal perusahaan.
g. Beberapa Isu organisasi
Menurut Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah “issue
organization“ merepresentasikan ‘suatu kesenjangan antara praktek korporat
dengan harapan-harapan para stakeholder’
(‘a gap between corporate practice and stakeholder expectations’) dalam
organisasi.
Dengan kata lain, sebuah issueyang timbul ke permukaan
adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi,
yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau
kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa
mendatang.
Dari berbagai definisi
di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya
masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issuetersebut yang pada
akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.
Contoh-contoh
yang menyebabkan perlunya manajemen issue termasuk prospektif bagi perundang-undangan
yang baru, suatu opini atau klaim yang didukung oleh media ataupun saluran
lainnya, perkembangan yang kompetitif, riset yang dipublikasikan, sebuah
perubahan dalam kinerja atau kegiatan organisasi itu sendiri atau individu
maupun kelompok yang terkait dengan organisasi tersebut.
Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.
Dari berbagai definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.
Contoh-contoh
yang menyebabkan perlunya manajemen issue termasuk prospektif bagi
perundang-undangan yang baru, suatu opini atau klaim yang didukung oleh media
ataupun saluran lainnya, perkembangan yang kompetitif, riset yang dipublikasikan,
sebuah perubahan dalam kinerja atau kegiatan organisasi itu sendiri atau
individu maupun kelompok yang terkait dengan organisasi tersebut.
“Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya
membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan
serta mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat
keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni
pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”. (Caywood,
1997:173)
H. DATA REPOSITORI
SISTEM
Repository adalah tempat dimana data disimpan dan dipelihara. Sebuah
repository dapat berupa :
- tempat dimana data disimpan
- tempat dimana secara khusus data dalam format digital disimpan
- tempat dimana eprint diletakkan
- tempat dimana beberapa
database aatau file diletakaan untuk didistibusikan secara jaringan
komputer
- tempat dimana sesuatu disimpan yang kemunginan untuk digunakan lagi
gambar 1.1 Arsitektur Sistem
Selain
di atas sistem memerlukan fasilitas input data untuk repository yang bersumber
dari beragam media dan format seperti :
- print out
- CD proceeding dalam
pdf
- download softcopy
dalam LaTeX, pdf, ps, MS Word, dll
Maka proses pengolahan input akan diperlihatkan pada gambar 1.1.Berikut
uraian Gambar:
Jenis informasi yang akan disimpan meliputi :
- Journal
- Proceeding
- Skripsi, Tesis,
Desertasi
- White paper
- Data sheet dan catalog
produk
- Unpublished paper dari
recognized author.
Proses sistem :
- Digitizing,
- Tagging,
- Testing,
- Desiminasi, diuraikan
- Pemeliharaan &
pengembangan
Keperluan penunjang
Untuk membangun repository ilmiah dan teknologi diperlukan beberapa
faktor penunjang yang meliputi :
- Perangkat
Keras
- Perangkat
Lunak
- Perangkat
Jaringan
·
switching
·
cabling
·
rack system
·
UPS
·
electric asoseri
- Data
·
journal-journal
·
proceeding-proceeding
·
white paper
·
skripsi, tesis, desertasi
·
catalog/data sheet
- Referensi
·
buku penunjang untuk
develop software dan system
- Sumber
daya manusia
·
tenaga ahli
·
tenaga pendukug
·
pelaksana dari sisi
organisasi
- Organisasi
·
keterlibatan beberapa
bagian internal
·
keterlibatan beberapa bagian eksternal (jaringan ilmiah)
3.3.. Implementasi
3.3.1. Rincian aktivitas
3.4. Quality
Insurance dan Indicator Keberhasilan
Indikator utk
keberhasilan :
- jumlah
materi di repository (dalam Giga)
- banyaknya
civitas academy Gunadarma yang memanfaatkan (dalam jumlah koneksi per
minggu)
- banyaknya
civitas academy perguruan tinggi yang terkoneksi ke INHERENT yang
memanfaatkan (dalam jumlah koneksi per minggu)
- banyaknya
civitas academy perguruan tinggi yang tidak terkoneksi ke INHERENT yang
memanfaatkan (dalam jumlah koneksi per minggu)
- banyaknya
pihak luar yang menggunakan repository (dalam jumlah koneksi per minggu)
3.5. Kesinambungan:
Untuk keberlansungan sistem maka perlu melakukan berbagai tindakan yang
meliputi :
- Memperhitungkan kapasitas harddisk, bandwidth
internet.
- Memperluas
kerjasama untuk memperkaya koleksi repository.
- Mengembangkan aplikasi terkait yang mendukung
repository, seperty fasilitas untuk mengorganisasi paper pada seminar
untuk berbagai kalangan.
- Mempertimbangkan faktor dana dari internal dan
eksternal.
- Mematangkan organisasi dan SDM pendukung untuk
repository.
- Evaluasi dan penyempurnaan yang kontinyu.
BAB III
KESIMPULAN
Control pemrograman dan sumber
data merupakan proses pengawasan dan pemeliharaan (maintenance) pada program yang telah di jalankan dan di
implementasikan .
Pengawasan
yang di lakukan bersifat berkesinambungan yaitu untuk menghindari
penyalahgunaan dan ketidak akuratan
data,,kesalahan data dan ada nya duplikasi data pada sumber data atau database nya
Control
yang di lakukan yaitu seperti :
Repair,yaitu
memperbaiki sistem yang telah lama dan yang dianggap sudah tidak layak dengan perkembangan teknologi
Renovasi
dan inovatif,yaitu melakukan pembaharuan terhadap program atau aplikasi yang
lama yang sudah ada dengan yang baru dengan kapasitas dan nilai efektifitas yang layak
DAFTAR PUSTAKA
Ø
^a b c d e f Matthew West and Julian Fowler
(1999). Developing High Quality Data Models. The European Process Industries
STEP Technical Liaison Executive (EPISTLE).
Ø
^ Data Integration Glossary , U.S.
Department of Transportation, August 2001.
No comments:
Post a Comment