Judul : Ayat-Ayat Cinta
Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit :
Republika, Pesantren Basmala Indonesia
Tahun terbit : Desember,
2004
Tebal Buku : 411 halamanISBN : 979-3604-02-6
Jenis huruf :Times New Roman,Monotype Carsiva
Alur : Alur Maju
Di resensi oleh : Cecylia
SINOPSIS
Fahri
bin Abdillah adalah pelajar Indonesia
yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berteman dengan
panas dan debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan
hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Belajar di Mesir,
membuat Fahri dapat mengenal Maria, Nurul, Noura, dan Aisha.
Maria Grigis adalah tetangga satu flat
Fahri, yang beragama Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi
Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria hanya
tercurah dalam diary saja.
Sementara Nurul adalah anak seorang
kyai terkenal, yang juga mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh
hati pada gadis manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan
petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara
Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.
Sedangkan Noura adalah tetangga Fahri,
yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan
ingin menolongnya. Hanya empati saja. Tidak lebih! Namun Noura yang mengharap
lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura menuduh Fahri
memperkosanya.
Dan yang terakhir adalah Aisha. Si mata
indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela
Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga
tidak bisa membohongi hatinya.
Lantas, siapakah yang nantinya akan
dipilih Fahri? Siapakan yang akan dipersunting oleh Fahri? Siapakah yang dapat
mencintai Fahri dengan tulus? Mari kita cari jawabannya dari sinopsis
“Ayat-Ayat Cinta” berikut.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan
keempat orang temannya yang juga berasal drai Indonesia. Mereka adalah Siful,
Rudi, Hamdi, dan Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang
mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi temapt tinggal Fahri dan
empat temannya, sedangkan yang lanai atas ditemapati oleh keluarga Kristen
Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari Tuan
Boutros, Madame Nahed dan dua oranga nak mereka, taitu Maria dan Yousef.
Walau keyakinan dan aqiqah mereka
berbeda, tapi antara keluarga Fahri dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang
sangat baik. Terlebih Fahri dan Maria berteman begitu akrab. Fahri menyebut
Maria sebagai gadis koptik yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu menghafal surat
Al-Maidah dan surat
Maryam.
Sementara
itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau menolongnya di metro
saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk
menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik
Utsman. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan
Aisha.
Sepulang
dari ‘bulanmadu’nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan
adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan.
Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang, saat Fahri dan Aisha
menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur. Alhasil, begitu
mendengar Fahri telah menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat,
Maria sangat terpukul.
Kebahagian Fahri dan Aisha tidak
bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan
pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk
menikah dengan Aisha.
Di persidangan, Noura yang tengah hamil
itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri.
Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang
kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam
di bui selama beberapa minggu.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat
meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama
Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana
Fahri memperkosanya).
Tapi Maria sedang terkulai lemah tak
berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh
sakit. Tidak ada jalan lain. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria.
Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri,
Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria
dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di
persidangan.
Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani
rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya,
demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada
yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena
sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.
Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu
“menjaga diri” di tengah wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri
lakukan karena rasa cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten
dengan prinsip, dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama
dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah Fahri dan Aisha
bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan ridhaNya.
KELEBIHAN
·
Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir
seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
·
Penulis mengajak pembaca mendalami
Islam dengan bahasanya yang menyejukkan
·
Kisah-kisah hubungan antar manusia
(kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
KEKURANGAN
·
Seorang
pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari, rasanya aneh jika ada pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita
sekaligus. Baik Aisha, Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi
suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada dalam
kehidupan nyata?
·
Noura frustasi karena tidak mendapatkan
cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada
seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah cinta.
Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat menusuk dari belakang.
KEBERMANFAATAN
·
Merupakan
media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak
tentang islam
·
Dengan membaca novel ini kita dapat
mengetahui geografi kota Mesir serta sosial budaya Timur Tengah tanpa harus
pergi ke sana.
·
Memberikan
contoh pada kita tentang sebuah pernikahan yang baik dan sesuai syariat Islam.
No comments:
Post a Comment